Jika manusia mampu mengintropeksi dirinya masing-masing, mereka akan mengerti bahwa pada dirinya akan merasa bahagia jika melihat sesuatu yang indah, akan berfikir untuk menghadapai sebuah masalah yang timbul, akan membeli sesuatu yang mereka butuhkan. Hal tersebut adalah gambaran bahwa dalam jiwa manusia terdapat aktivitas kejiwaan.
Dengan demikian kekuatan dan kemampuan jiwa manusia dibedakan menjadi dua golongan yang besar atau yang disebut dengan dichotomy (bigot,dkk. 1950):
1. Kemampuan manusia menerima stimulus dari luar
Kemampuan ini berhubungan dengan pengenalan atau kognisi
2. Kemampuan manusia untuk melahirkan apa yang terjadi dalam jiwanya
Kemampuan ini berhubungan dengan motif, kemauan atau konasi
Namun bisa kita lihat bahwa pembagian di atas masih kurang, Selain kognisi dan konasi masih ada proses kejiwaan manusia yang berhubungan dengan emosi atau perasaan, dengan demikian kemampuan jiwa di bedakan menjadi tiga golongan besar atau trichotomis :
1. Kognisi, berhubungan dengan pengenalan
2. Emosi, berhubungan dengan perasaan
3. Konasi, berhubungan dengan motif
Pembagian semacam itu juga pernah dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara :
“…. Apa bila kita ketahui adanya tiga bentuk kekuatan yang ada dalam jiwa manusia pada umumnya. Tiga kekuatan atau “trisakti” jiwa itu adalah pikiran, rasa, dan kemauan. Pendapat ilmu jiwa atau psikologi ini sungguh sesuai dengan apa yang terkenal pula dalam ilmu jiwa ketimuran yang menyebutkan adanya cipta, rasa, dan karsa.
Walaupun kemampuan djiwa tersebut di golong-golongkan, harus kita ingat bahwa semuanya adalah satu kesatuan atau suatu totalitas. Diantaranya tidak dapat berdiri sendiri karena satu dengan yang lainnya saling berhubungan.